Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Bermuhammadiyah, ikuti koridor organisasi

Oleh: Haedar Nashir (Ketua Umum PP Muhammadiyah) Muhammadiyah itu organisasi besar yang berdiri tegak di atas sistem, dengan amal usaha dan jaringan yang luas. Kekuatan Muhammadiyah berada dalam sistem, bukan atas hasrat dan kehebatan individual. Muhammadiyah itu Persyarikatan. Dalam Berita Tahunan tahun 1927 disebutkan, “Kalimat Syarikat itu berarti kumpulannya beberapa orang untuk melakukan sesuatu dengan semufakat mungkin dan bersama-sama”. Muhammadiyah sebagai Persyarikatan dalam berpikir, berpendapat, dan bertindak didasarkan pada prinsip-prinsip gerakan seperti Manhaj Tarjih, berbagai pandangan resmi organisasi seperti Kepribadian dan Khittah, serta segala kebijakan dan ketentuan organisasi. Itulah koridor Muhammadiyah yang harus ditaati dan dijadikan pedoman oleh seluruh anggota dan kader, lebih-lebih pimpinan di semua tingkatan dan institusi Muhammadiyah. Jangan membawa kemauan dan kehendak sendiri-sendiri, yang melanggar koridor organisasi. Saat ini Muhammadiyah menghadapi ber

Mengenang Prof Malik Fajar

KETUA Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. (H.C.) Drs. H. Abdul Malik Fadjar, M.Sc. berpulang di usia 81 tahun. Rektor UMM periode 1983-2000 ini menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 19.00 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Kabar meninggalnya Prof. Malik Fadjar itu dibenarkan pihak UMM pada Senin (7/9) malam melalui siaran resminya.  Abdul Malik Fadjar lahir di Yogyakarta pada 22 Februari 1939. Ia dikenal sebagai tokoh bangsa yang sangat peduli pada dunia pendidikan. Sebagai anak seorang guru yang juga aktivis Muhammadiyah, Malik Fadjar adalah sosok yang mewarisi jiwa aktivisme dan kepemimpinan ayahnya, Fadjar Martodiharjo yang di kalangan Muhammadiyah dikenal sebagai tokoh yang bijaksana dan mengayomi. Darah guru terbukti menancap kuat dalam dirinya, terutama sejak ia menjadi guru agama di daerah terpencil di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1959, yaitu Sekolah Rakyat Negeri (SRN) Taliwang. Selanjutnya, perja