Langsung ke konten utama

Pak Gunung wakaf melalui uang



Namanya pak Gunung Soetopo. Tinggi besar dan 'mbois'. Jangan ditanya, hatinya baik dan sangat dermawan. 

Jumat 13 Agustus 2024 lalu beliau kembali berwakaf melalui uang sebesar Rp. 500.000.000 (limaratus juta rupiah) kepada PCM Pakem untuk pembebasan tanah guna pengembangan Klinik PKU Muhammadiyah Pakem. 

Critanya begini, saat launching Senam Prolanis bagi Peserta BPJS Klinik PKU Muhammadiyah Pakem, pak gunung tanya ke saya, kebetulan saya selaku Ketua PCM Pakem/Ketua BPH PKU Pakem. 

"Mas, tanah utara ini milik siapa? Dijual tidak? "

Dijual pak, jawab saya. 

Berapa? 

Terakhir minta 3 juta per meter. Luas 425 M2 pak. 

Wis ndang dibeli saja, saya, 500jt, selebihnya mas Agung yang cari kekurangannya. 

Saya tertantang  langsung jawab. Siyap pak. Bismillah. 

Alhamdulillah tgl 13 Agustus 2024 transaksi berlangsung disaksikan kepala KUA Pakem. 

Kekurangannya gimana mas Agung? 

Saya jawab : Menunggu muhsinin lainya pak. InsyaAllah dimudahkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bu Titin dan bu Nur wakaf untuk diuangkan

  Bu Titin binti Samido tinggal Di Garut dan bu Nur binti Samidi tinggal di Bogor. Keduanya mewakili ahli waris pak Samido dan pak Samidi sepakat mewakafkan tanah leluhurnya yang ada di Moyudan Sleman kepada Muhammadiyah.  Alkisah, saya dihubungi seseorang, singkat cerita namanya bu Titin. Menceritakan bahwa kakek neneknya asli Moyudan Sleman, tetapi ahli warisnya tidak ada yang tinggal di Jawa (baca : Sleman) . Semua diluar 'jawa' dan tidak ada yang akan balik ke Jawa.  Dibagi tanah nanggung, dibagi uang nanggung. Akhirnya Satu bidang sertifikat hak 3 bersaudara seluas 600 M2 sepakat diwakafkan 400 M2.  Setelah saya jelaskan dua program utama percontohan wakaf melalui uang yaitu pembebasan tanah dan pembangunan gedung dakwah PDM Sleman dan Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Pakem, beliau sepakat tanah dijual dan uangnya diwakafkan untuk PKU Pakem. Agar cepat manfaat, imbuhnya.  Sabtu, 5 Oktober 2024 akhirnya sertifikat diserahkan kepada saya atas nama Majelis Pend...

Pendayagunaan Wakaf Muhammadiyah untuk TK. ABA Harjobinangun

Ketua MPW PDM Sleman bersama Ketua Panitia Pembangunan Ahad, 15 September 2024 bertempat di kompleks masjid Nurudh Dhuha, Blembem lor Harjobinangun Pakem diselenggarakan pengajian dan peletakan baru pertama pembangunan Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Harjobinangun.  TK ABA Harjobinangun ini dibangun diatas tanah seluas 377 M wakaf dari Bp. H. Sarimin berdasarkan Akta Ikrar Wakaf No. W.2/K6/138/2016 tanggal 21 Oktober 2016 dan lokasinya gandeng/berbatasan langsung dengan masjid Nurudh-dhuha.  Pada kesempatan tersebut secara spontan terhimpun dana baik cash maupun kesanggupan tertulis total 65 juta. Adapun jumlah dana yang  dibutuhkan Rp. 465.000.000, dan diharapkan selesai akhir maret 2025.  R. Agung Nugraha selaku ketua Majelis Pendayagunaan Wakaf (MPW) PDM Sleman sekaligus Ketua PCM Pakem mantarget tahun ajaran baru 2025/2026 sudah dimulai kegiatan KBM. karenanya panitia pembangunan dipisahkan dengan tim pendirian. Hal tersebut dimaksudkan agar terjadi ak...

Mengenang Prof Malik Fajar

KETUA Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. (H.C.) Drs. H. Abdul Malik Fadjar, M.Sc. berpulang di usia 81 tahun. Rektor UMM periode 1983-2000 ini menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 19.00 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Kabar meninggalnya Prof. Malik Fadjar itu dibenarkan pihak UMM pada Senin (7/9) malam melalui siaran resminya.  Abdul Malik Fadjar lahir di Yogyakarta pada 22 Februari 1939. Ia dikenal sebagai tokoh bangsa yang sangat peduli pada dunia pendidikan. Sebagai anak seorang guru yang juga aktivis Muhammadiyah, Malik Fadjar adalah sosok yang mewarisi jiwa aktivisme dan kepemimpinan ayahnya, Fadjar Martodiharjo yang di kalangan Muhammadiyah dikenal sebagai tokoh yang bijaksana dan mengayomi. Darah guru terbukti menancap kuat dalam dirinya, terutama sejak ia menjadi guru agama di daerah terpencil di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 1959, yaitu Sekolah Rakyat Negeri (SRN) Taliwang. Selanjutnya, p...